Jumat, 04 Maret 2016



PEREKONOMIAN INDONESIA DEWASA INI





           NAMA                                     : UMMU AIMAN RAHMADANI
           NPM                                         : 26215983
           KELAS                                     : 1EB02
           DOSEN PEMBIMBING     : YUSYE MILAWATY


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015


Kondisi perekonomian Indonesia saat ini dapat dikatakan masih jauh dari harapan. Menurut seorang pemerhati sosial ekonomi di Indonesia, Tjahjadi Nugraha mengungkapkan perkembangan ekonomi di Indonesia pada saat ini yaitu kekuatan kapitalisme global yang tak lagi terbendung. Dengan melihat kondisi demikian, Tjahjadi menyadarkan semua untuk memahami bahwa perekonomian suatu bangsa tidak bisa lepas dari perekonomian negara lainnya. Ini menyiratkan bahwa kemajuan dan kemunduran perekonomian sebuah negara selalu dipengaruhi perkembangan perekonomian global. Dan ekonomi global saat ini sedang mencari suatu titik keseimbangan. Beberapa pengamat ekonomi juga menilai bahwa kondisi ekonomi Indonesia pada 2016 masih banyak dipengaruhi oleh ekonomi global. Oleh karena itu,ekonomi Indonesia masih bergantung pada pengaruh risiko kenaikan The Fed Rate, turunnya harga minyak dunia, merosotnya harga komoditas, perlambatan pertumbuhan China serta belum pulihnya kondisi perekonomian di kawasan eropa. Belum membaiknya ekonomi global sudah tentu akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Selain itu, perekonomian Indonesia juga masih dihadapkan dengan anjloknya harga komoditas. Gejolak ekonomi sebuah negara yang memiliki ikatan yang sama dengan Indonesia, tentunya memberikan dampak bagi Indonesia pada akhirnya.

Perekonomian Indonesia tergolong lambat karena berbagai permasalahan yang dihadapi. Salah satu permasalahan yang sering kita saksikan adalah seperti kesenjangan sosial antara masyarakat kalangan menengah keatas dengan masyarakat kalangan bawah yang terjadi karena ketidakmerataan yang di akibatkan oleh lambatnya pertumbuhan perekonomian negara saat ini. Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang baru, Darmin Nasution mengungkapkan 3 masalah utama Ekonomi Indonesia.  Persoalan pertama ialah problematika di sektor pangan, yang berkaitan erat dengan inflasi. Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir Indonesia dihadapkan dengan gejolak harga pangan seperti kenaikan harga daging hingga masalah ketersedian pangan. Persoalan kedua adalah problematika fiskal yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran negara, khususnya di sektor pertambangan dan perkebunan yang selama ini menjadi komoditas utama dalam negeri. Sedangkan persoalan ketiga adalah problematika investasi yang dikaitkannya dengan arus modal masuk (capital inflow) ke Tanah Air. Menurut Darmin, makin minimnya capital inflow disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar rupiahSebagai catatan, pelemahan mata uang di Indonesia saat ini bagi masa depan Indonesia tidak memiliki risiko yang  besar. Tidak heran bila Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro kepada wartawan mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih terkendali. Menkeu juga mengatakan bahwa seluruh indikator makro menunjukkan belum ada tanda-tanda yang mengarah pada krisis seperti ketika dunia mengalami krisis finansial di tahun 1998.

Namun demikian bagi Tjahjadi, semua orang harus mengakui bahwa basis internal ekonomi Indonesia saat ini masih rapuh. Sedangkan kondisi ekonomi saat ini menurut Direktur Eksekutif IndefEnny mengungkapkan akibat sentimen Amerika Serikat dan devaluasi yang dilakukan China Ekonomi Indonesia jadi hanya tumbuh 4,67 persen pada kiartal II 2015. Pertumbuhan ini melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year), mencapai 5,12 persen. Perekonomian nasional juga melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen secara tahunan. "Kritis itu, kalau diibaratkan seperti orang sakit yang sudah sangat kritis tentu memerlukan penanganan yang betul-betul insentif dan konkret. Karena, jika tidak maka akan lebih parah dan bisa menjadi krisis," pungkasnya.



DAFTAR  PUSTAKA